Having Good Time with Panisa

Tuesday, April 29, 2014


Hai, kemarin tepatnya tanggal 27 April aku turut berpartisipasi menjadi volunteer dalam pelaksanaan Seleksi AFS/YES YP (Year Program) 2015-2016 tahap satu chapter Surabaya. Buat yang belom tau apa itu AFS/YES program bisa klik sini. Acaranya seharian dan buat para panitia harap sudah on location sejak pukul 6 pagi. Yaiyalah, jangan kalah dong ama peserta seleksi yang udah standby dari subuh. Beneran loh, yang kayak gitu rata-rata dari kota yang jauh dari lokasi seleksi seperti Kediri, Mojokerto, dll. Maklum, gak ada anak yang mau ambil resiko masuk ke daftar blacklist gegara telat.

Seleksi tahap satu ini merupakan tes tulis yang terdiri atas tiga sesi. Sesi pertama untuk IPU (Ilmu Pengetahuan Umum), sesi kedua untuk kemampuan bahasa Inggris, dan sesi ketiga untuk essai bahasa Indonesia. Tentunya tim penyelenggara seleksi butuh banyak pasukan untuk menjaga ruangan that’s why they need volunteers. Sisanya ya merupakan returnee atau istilah lainnya alumni dari pertukaran pelajar itu sendiri. Aku sendiri merupakan volunteer ya, bukan returnee meski dulu aku pernah mengikuti seleksi ini dan hanya mampu melewati satu tahap.



Sie konsumsi pose di depan nasi kotak :D
Nah, dalam kepanitiaan ini aku membantu sie konsumsi, so aku gak jaga ruangan (menghindar lebih tepatnya cause I know it’s really boring that you’re trapped in a hot area :D *kan kelasnya gak pake AC). Nah, saat seluruhnya mulai memasuki kelas aku baru menyadari hanya ada beberapa orang yang tersisa di ruang panitia termasuk Panisa. Well tadinya kupikir Panisa itu siapa, returnee ato volunteer kah, secara wajahnya kayak orang kebanyakan. Untung temen-temen lainnya menyerukan namanya dan aku baru ngeh kalo dia itu Panisa… Panisa yang itu. Anak program AFS dari Thailand yang dapat jatah tinggal di Surabaya. Ya, tahun ini chapter Surabaya dapat jatah hosting sebanyak 4 pelajar pertukaran. Ada Emily dan Isabella dari USA, Claudia dari Mexico, dan pastinya Panisa Paharat, yang akrab disapa Pa di tempat asalnya, dari Thailand. Jelas saja aku sampai tak mengira dia non-Indonesian berkat rambut hitam lurusnya dan wajahnya yang sooo Indonesia. :D Btw, di seleksi ini cuma dia anak exchange yang dateng. Emily dan Isabella lagi liburan ke Bali (untuk kedua kali!) sedang Claudia ada urusan katanya.

It's Panisa Paharat :)
Oya, Panisa sudah lancar berbahasa Indonesia, lho. Katanya sih mudah, tapi sulit sekali menghafal banyak kosakata dikarenakan ia tak hanya belajar percakapan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Jawa juga. Sewaktu aku tanya siapa host family-nya, aku tak dapat menangkap jelas informasinya. Terkadang logat Thailand-nya masih terbawa dan aku sungkan untuk mengulang pertanyaan. Selanjutnya aku bertanya banyak hal dan dia bercerita apa saja sewaktu kami bertugas memasang polybag di setiap depan ruangan.

Di Surabaya dia tinggal di daerah dekat Galaxy Mall (berarti deket ITS juga, yah) dan bersekolah di SMA St. Agnes. Ia duduk di kelas XI IPA. Waktu kutanya bagaimana pelajarannya, katanya bab-bab yang sekarang sudah ia dapatkan di Thailand. Jelas lah, dia kan saat ini harusnya kelas tiga. Kan gak mungkin dimasukin ke kelas 3 terus ikut ngerasain UN 20 paket. Hehe.

Kepadanya, aku mengapresiasi Thailand lewat film-film favoritku seperti Crazy Little Thing Called Love, Suckseed (YEAH!) dan aktor-aktor gantengnya. Hahaha. Dia sendiri juga memfavoritkan Suckseed.

Oya, Panisa juga bercerita mengenai program AFS/YES di Thailand. Uniknya, ia sudah lolos sebanyak tiga kali kesempatan! Wew, di Indonesia kan kesempatan ikut seleksi begini cuma sekali seumur hidup kecuali kamu duduk mau lagi di kelas 1 SMA dan usiamu masih memenuhi syarat. Sedang di Thailand, seleksi terbuka untuk pelajar kelas 3 SMP – 2 SMA. Nah, Panisa sewaktu kelas 3 SMP ikut seleksi AFS dan lolos untuk ditempatkan di … mana ya? Jadi lupa, intinya di Eropa lah. :D tapi ia tak diizinkan oleh ortunya. Tahun berikutnya juga sama, ia lolos lagi dan dapat jatah di USA tapi ortunya tidak merestui. Sampai akhirnya ia ikut seleksi lagi, lolos dan ditempatkan di Indonesia… orangtuanya memperbolehkan. Apa karena lokasinya masih sama-sama se-Asia Tenggara, ya? Jadi gak terlalu khawatir gitu? :D Hmm… super sekali. Katanya, para penguji di sana sampai sudah bosan melihat penampakannya. Hahaha. Kalau aku sih malah salut sama pihak penyelenggaranya yang masih terus memberikan kesempatan bagi Panisa sampai ia benar-benar mendapatkannya. Beruntung banget kan Nisa?

Terus soal penjagaan seleksi AFS/YES di Thailand tuh ketat banget. Gak kayak kita yang ngawasin ujian ya para volunteer muda gini. Kalo di sana yang dikerahkan ya semacam guru ato dosen bermata elang yang pasti galak. Tegang banget gitu, kata Panisa. Terus soal tes tulisnya merupakan semacam psikotes dan waktunya singkat banget. Bukan IPU yang dikerjakan dengan durasi satu jam. :D

Sayang Panisa yang beragama Budha belum keturutan menyambangi Candi Borobudur. Coba kalau dia merayakan hari Waisak di sana, pasti seru banget kan! Hmm.. wisata terjauh Panisa baru ke Jember dan Bali aja. Kalo yang Jember… coba tebak, pasti pantai.. “Papuma! Indah banget pemandangannya di sana,” kata Panisa riang.

Masakan Indonesia favorit Panisa adalah… “Soto! Dan sate.” Bukan bakso ya. Aku jadi kelupaan malah ngajak dia sarapan bakso dan dia bilang gak bisa makan daging sapi. Dengan polosnya aku bertanya, “Kamu alergi?” oh enggaaaak, dalam keyakinannya emang gak diperbolehkan makan daging sapi. Ealah. Akhirnya kita sarapan mie deh. Sayangnya, gak ada mie rasa soto, soalnya Panisa bakal milih rasa itu. hihi. 

Oya, Panisa juga jago masak loh. Waktu itu orang-orang chapter Surabaya pernah dibikinin Tom Yam.

Sarapan dulu :)
Kalo soal TV, biasanya dia nonton sinetron “Ayah, Mengapa Aku Berbeda”. Eww. Hahahaha. Terus waktu kusinggung soal pacar, ia langsung bereaksi malu-malu meong. Haha, kan anak exchange biasanya gitu. Nyambi punya pacar di negeri orang. Kayak dulu, Shugo anak Exchange dari Jepang yang cinlok sama temen sebangku serta Felix anak exchange Jerman yang kecantol temen satu sekolah. “Anak sekolah mana? Wow, udah jalan ke mana aja?” berondongku. Dan jawabannya malah mengejutkan. Dia kenal di fesbuk, dan baru sekali jalan berdua di PTC kalo gak salah. Pokoknya Mall daerah Surabaya Barat. Itupun gegara si cowok kerja jadi barista kafe di situ dan Panisa yang nyamperin. I feel random but it’s her right. Cowoknya berusia 24 tahun dan kalo ngeliat di foto berdua mereka kayaknya emang serasi. Terus kerjaannya seru juga sih, ngehias permukaannya cappuchino itu loh. Art apa sih namanya.. aku sendiri gatau. Hehe.

Welfie!
Sekarang udah bulan April. Hmm… sebentar lagi Panisa bakal kembali ke negara asal, tepatnya bulan Juni. Itulah sekelumit kisah yang kudapat bersama Panisa. Menyenangkan sekali kan bertemu orang yang berbeda latar kebangsaan dengan kita?

The super bigfams of Binabud Sby and volunteers :))

6 comments

  1. Jadi ingat masa-masa kuliah dulu, sering juga jadi volunteer seperti kamu itu :)

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Iya, seru banget Kakak. :D Makasih udah berkunjung. :))

      Delete
  3. Nama ku salah.. 'Panisa Paharat' ..
    Ada banyak yg salah tuh hehe
    Enak juga baca blog mu :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aww dibaca Panisa! ehehehe
      Iya itu banyak yang typo dududu. Udah aku edit kok. Thanks for correcting :))
      Makasih juga udah main ke sini yaa :D

      Delete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!