Yang Belum Merdeka di Hari Kemerdekaan

Thursday, August 17, 2017

Yang Belum Merdeka di Hari Kemerdekaan

17 Agustus 2017

Wah tanggalnya cantik ya! #lah
Maksudku, wah sudah 72 tahun Indonesia merdeka! Yeyyy.

Di blog ini, alih-alih mau bikin postingan opini yang menginspirasi, daku mau membeberkan keluhan aja. Duh warga negara macam apa aku ini yang kontribusinya cuma mengeluh. 😅

*tapi rajin bayar pajak lho*
*penting*
*padahal pamer*

Ada beberapa hal yang membuatku 'belum merdeka' sehingga aku sulit larut berlama-lama dalam euforia kemerdekaan. Yaitu:

1. KTP

Ironis sekali bagi negara yang sudah merdeka 72 tahun, melayani pembuatan KTP untuk warganya aja masih berbelit-belit. Bahkan dananya sampe berhasil dikorupsi. Dampaknya, ada warga Indonesia yang sudah menikah tapi status di KTP-nya masih berupa 'lajang'.

Contohnya, aku sendiri.


Sejujurnya aku nggak terburu-buru sih untuk mengganti status 'lajang' jadi 'kawin' pada KTP. Toh dianggap masih gadis nggak ada ruginya kok buatku muahahahaha. Kecuali kalo aku dan suami lagi nginep di suatu hotel lalu apesnya tiba-tiba ada penggerebekan. :|

Masalahnya, saat ini sampai 3 tahun ke depan kan aku menetap di Surabaya. Maka lebih praktis kalo aku punya KTP Surabaya. So, setelah menikah aku langsung mengurus berkas keluar dari kependudukan kabupaten Gresik. Berikutnya, Muffin pun membantuku mengurus KTP baru di Surabaya.

Semuanya berjalan mulus sampai tiba waktunya mengambil hasil KTP sesuai waktu yang dijanjikan. Di sini terjadi salah paham. Yang butuh KTP baru kan aku, kok surat keterangan yang dikirim ke rumah berisi data diri Muffin?

Pas aku mendatangi kantor kelurahan, petugasnya ngotot bahwa surat keterangan itu dipakai untuk mengambil KTP-ku yang sudah jadi di Pak RT. Oke, beberapa hari berikutnya aku mendatangi Pak RT dan apa katanya?

"Nggak ada KTP yang diserahkan ke saya. Sama sekali."

Mbulet, kan? Senin besok aku bakal nyamperin kantor kelurahan lagi. Semoga petugasnya enggak lupa karena terakhir aku ke sana sebelum bulan puasa. :3

*ini mah salahku juga KTP nggak jadi-jadi, gegara mager*


2. Bea Cukai

Buat yang suka belanja barang-barang impor, you know lah ya kalo Bu Menkeu lagi rese-resenya. Tiba-tiba aja, bikin kebijakan baru kalo cukai borongan udah nggak berlaku lagi. Masalahnya udah banyak barang impor yang masuk melalui cukai borongan. Akhirnya barang-barang itu kena red line, alias ditahan sampai waktu yang tak ditentukan: :(

Ada beberapa alasan mengapa suatu barang/paketan terkena red line, aku sebutkan sebagian ya:

- barang tidak sesuai dengan keterangan yang tercantum
- barang memiliki under value (misal handphone senilai 1 juta, namun harga yang tercantum di keterangan senilai 500 ribu)
- yang terbaru, karena barang tersebut tidak memiliki sertifikasi Standar Nasional Indonesia atau SNI.

Nah di poin terakhir itulah aku kena getahnya. Bayangin, orderanku di Althea senilai 1,5 juta nasibnya gak jelas. Aku takut banget kalo barangnya dimusnahkan HUHUHUHU. Mana di Althea gak bisa refund duit, bisanya cuma refund poin hih!

Trus Bu Mentri tetep bergeming. Malah cuma menanggapi, "Tunggu kabarnya di akhir tahun."

Yang bener aja? *krai*


Yang aku sesalin dari kasus ini, kenapa sih nggak ada sosialisasi sama sekali. Langsung aja abis lebaran tanpa aba-aba. Masalahnya yang dirugikan nggak cuma pedagang-pedagang menengah atau pelaku UMKM, melainkan juga konsumen produk Korea macam akuh! Nggak cuma satu dua orang, tapi (sebagian) warga se-Indonesia Raya~

Setelah baca-baca berbagai sumber berita, Bu Mentri emang lagi galak banget meningkatkan pemasukan pajak BUAT BAYAR HUTANG NEGARA. Imbasnya ya ke kejadian bea cukai ini.

Yang makin mbencekno, petinggi sibuk menggalakkan pajak tapi yang lain ribut bikin pembangunan gak penting. *lirik isu renovasi gedung DPR yang terihat miring dari pucuk sedotan*

Trus soal SNI (poin ketiga), itu memaksakan banget. Yakali online seller make up Korea kudu daftarin merknya satu-satu? Niatnya cuma jualan biasa eh malah disuruh jadi distributor resmi.

Toh barang-barang yang masuk golongan tidak wajib, tidak ber-SNI pun tidak apa-apa beredar kan?

Katanya sekarang zaman globalisasi, kok malah dipersulit gini?

Gak cuma soal belanja online nih yang bikin dendam ama Bea Cukai. Ada cerita lain.

Jadi gini, aku punya teman yang sedang tinggal di Jerman. Pas aku nikah, dia kirim kado buat aku pake DH* . Dia bela-belain pake jalur pesawat dengan harapan barangnya cepet sampe. Tapi apa? Sesampainya di Indonesia BOOM--barangnya ilang gitu aja. Nggak terdeteksi di-tracking list.

Pihak penyedia jasa ekspekdisi cuma bisa angkat tangan sewaktu temenku komplain. Katanya mereka udah gak bisa berbuat apa-apa kalo barangnya udah masuk Indonesia.

Apa sih isi paketannya?

Cuma semacam alat penumbuk, aksesoris dapur gitu lah. Emang sih temenku khilaf udah nyelipin duit 40 euro di dalemnya (yang kalo di-rupiah-in nilainya mencapai 400 ribu). Niatnya buat ngasih aku kenang-kenangan. Tapi ya gak gitu juga kali. Kalo emang pengen duitnya yaudah ambil aja tapi barangnya dikirim lagi dong huhu.

Trus ada lagi selebgram Rachel Vennya yang cerita di IG stories-nya. Dia kan abis balik dari liburan di Thailand. Ternyata barang-barang pribadinya nggak luput digeledah. Kemudian koleksi make up + brush pribadinya pada ditahan! Gilaaaaak sungguh ku tak mengerti lagi~

*giving up*


3. Ditanya "Udah isi, belom?", "Udah hamil, kah?", dan pertanyaan semacamnya.

Jujur ya masbro dan mbaksis sekalian, aku tuh udah SANGAT CAPEK menerima pertanyaan semacam ini. Lebih ke capek mental ato psikis gitu deh. Soalnya jawaban "belum" itu kebanyakan gak bikin mereka yang bertanya merasa puas. Biasanya bakal dilanjut dengan pertanyaan dan pernyataan semacam ini:

"Lho kenapa kok belum?"
"Dititipin ke ibumu bisa toh."
"Ah rejeki itu sudah ada yang ngatur. Kalo kita usaha ya pasti bisa kok."
"Itu si anu kuliah sambil punya anak juga bisa."
"Kan enak punya anak sambil kuliah."

WOYYYY ENAK GUNDULMU!

Lain kali kalo ada orang yang ngomong gitu, bakal aku cuekin sambil pura-pura budek. Ato kalo ada yang komen di sosmed-ku gak bakal lagi aku bales. Pokoknya siapa pun yang nanya dan bikin aku gak nyaman, nggak bakal aku jawab.

FIX BODO AMAT bikin orang tersinggung. Lha situ juga bikin sini tersinggung kok.

*maafkan jadi esmosi gini*
*tarik napas dalam dulu sodara-sodara*


Padahal aku udah pernah nyinggung soal ini di blog. Mungkin temen-temenku males baca. Apalagi para tetangga huft. Lain kali aku bikinin video yutub deh biar tiap ada orang yang nanya aku kasih link-nya aja LOL.

So ya... 3 hal itu lah yang akhir-akhir ini mengusik kehidupanku. Yang membuatku merasa 'belum merdeka' haha. Untuk nomor 1 dan 2, aku belum menemukan solusi kemerdekaannya. Tapi untuk yang ketiga, ya itu tadi solusinya bakal aku bikinin video template jawaban. 😂

Kalo kamu, apa sih yang membuatmu merasa 'belum merdeka'? Ceritain dong di kolom komentar plus apa kiat kamu untuk meraih kemerdekaan itu. 💋

Salam merdeka!
-Hilda Ikka-

4 comments

  1. KTP... kemarin mau perpanjang KTP kak, tapi di bilang ndak usah saya ayah, ya mungkin jengkel karna sebelumnya mengurus ktp saudara g jadi2.

    ReplyDelete
  2. setuju masalah ktp itu masih ribet banget. di kota aku alasan pegawai yang paling sering itu gangguan sistem dan ini bisa bermingu-minggu.

    ReplyDelete
  3. Senasib mbaak. Aku juga selalu ditanya udah "isi" apa belum. Kujawab ajah : iya, ini perut udah ada isinya nasi pecel :D

    ReplyDelete
  4. Mulai dari nomer 1-3 akooh merasakannya smua hee
    Ktp yang blm ganti status karna buletisasi pihak kelurahan,

    Suami kerja import mangimport mbak.. Jadinya sekarang barang lagi stock kosong semua pada ketahan di gudang T.T


    Kalo saya mah ditanyain 3tahun ini udah kenyang.. Bahkan kejem2 kata2nya.. Haha.. Ngasi saran jgan stres gua jawab dlm ati situu yg bikin strez! ����

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!