Jadi Volunteer Ubud Writers & Readers Festival, Ngapain Aja sih?

Wednesday, January 31, 2018

Jadi Volunteer Ubud Writers & Readers Festival, Ngapain Aja sih?

Wayooo! Udah lama sekali ya semenjak kemunculan terakhirku di blog huhu. Biasalah ya drama anak kuliah di bulan UAS. Abis gitu aku ambil bagian buat jadi buddy (teman pendamping) mahasiswa dari Thailand. Tiap hari Senin - Kamis aku nemenin mereka dan ini bakal berlangsung sampe bulan April.

Kebayang gimana liburanku? Sungguh berfaedah yaw, say bye to mager all day!

Nah, sebenernya udah lama aku bertekad nerusin blogpost tentang UWRF tapi ya itu... waktunya yang nggak pernah memungkinkan buat nulis. Trus sampe ada yang nagih di komen blogpost nih, aku jadi terpacu untuk cepet-cepet ngepost. 😂

Well, setiap aku nge-post hal-hal yang berkenaan dengan UWRF, pasti banyak banget pembaca yang roaming. Apaan sih UWRF itu? Disebut-sebut mulu tapi gak ada penjelasan lengkapnya. Kesalahanku sih, belom bikin 1 postingan khusus yang menerangkan tentang UWRF itu sendiri. :v

Yaudah lah ya, mari kita langsung aja!

*

💭 Apa itu UWRF?

UWRF adalah singkatan dari Ubud Writers & Readers Festival, yakni festival internasional tahunan yang berlokasi di Ubud, Bali. Bila ditilik dari namanya, kebanyakan orang akan mengira UWRF hanyalah festival yang ditujukan untuk pembaca, penulis, dan maniak buku.

Eits, lebih dari itu lho!

Rangkaian kegiatan UWRF berfokus pada literasi, seni, budaya, serta kearifan lokal. Jadi UWRF isinya nggak cuma para bookholic, melainkan juga para seniman, penikmat seni, penggemar film/pertunjukan, dan lain sebagainya.

Atau untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak video mas Ahmad Fuadi berikut ini.


UWRF pertama digelar pada tahun 2004. Didirikan oleh Janet De Neefe, perempuan asal Australia yang menikah dengan orang Bali, sebagai ‘healing project’ atas insiden bom bali di tahun 2002. Menurutku, bisa jadi Bu Janet menciptakan UWRF untuk menarik kembali minat wisatawan dan menunjukkan bahwa Bali tetaplah tempat yang aman dan damai.

UWRF adalah 1 dari sekian acara yang digagas oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati, organisasi non-profit yang didirikan oleh Bu Janet. Selain UWRF, program lain dari yayasan ini adalah Ubud Food Festival (UFF), Emerging Writers Anthology Series, dan Emerging Voices Program.

Bu Janet De Neefe, founder UWRF

Ragam kegiatan UWRF amat beraneka rupa dan berlangsung selama 4 hari. Ada launching buku, diskusi panel, workshop, cooking class, pemutaran film, puisi berantai, dan masih banyaaaak lagi. Mulai dari yang berbayar, berbayar eksklusif, sampe yang gratis. Untuk info lengkapnya bisa kamu cek di http://www.ubudwritersfestival.com/daily-schedule/

Yak, rangkaian kegiatan UWRF ini memang nggak seluruhnya cuma-cuma. Lha piye jal, UWRF disokong oleh organisasi non-profit yang jelas sangat mengandalkan donasi. Jadi kalo kita pengen mendukung festival ini supaya tetep ada, bantu dengan berdonasi ya! Ato bantu-bantu cari sponsor gitu hehe.

Oya, berhubung UWRF merupakan acara internasional, maka bintang tamunya pun ada yang berasal dari luar negeri. Di UWRF 2017, bintangnya ada Simon Winchester (penulis) dan Pierre Coffin (ini kreatornya minion di Despicable Me). Yang dari dalam negeri pun nggak kalah kece. Raditya Dika pernah hadir di UWRF 2015, kemudian di UWRF 2017 lalu ada NH. Dini sang legenda sastra. Plus Trinity yang terkenal lewat buku The Naked Traveler-nya.

Bersama Pak Pierre, kreator tokoh Minion.
Foto ini diambil pas sesi malem, keliatan ya wajah kami berdua sama-sama lelah LOL.
Bu NH Dini (memegang tas merah) merupakan sosok legenda sastra.
Beliau merupakan ibu kandung Pierre Coffin.
Sosok luar biasa nan bersahaja, Ahmad Fuadi

Dalam sehari, UWRF punya banyak rangkaian kegiatan yang disebar di beberapa tempat. Di sini letak serunya, kita dateng ke UWRF sambil jalan-jalan melihat kehidupan masyarakat Ubud. Betewe, pihak UWRF menyediakan shuttle bus untuk transportasi ke titik tertentu. Kadang nggak pas di lokasi tujuan kita, namun masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Trus apa lagi ya? Tanyain aja deh (atau nambahin) di kolom komentar kalo penjelasanku ada yang kurang hehe.

💭 Apa keuntungan menjadi volunteer UWRF?

☝ Free tiket 4 hari untuk sesi Main Program. Lumayan banget loh, karena harga tiket Main Program untuk dewasa per harinya 180 ribu rupiah. Kecuali kita beli langsung untuk 4 hari, tentu lebih murah.

☝ Bisa ketemu dan menjalin relasi dengan orang baru. Ini udah jelas lah ya. Apalagi event internasional gini pasti beragam banget asalnya.

☝ Dibanding dateng ke UWRF sendirian, enakan jadi volunteer karena jadi kenal dan punya banyak temen (baru). Lebih seru gitu, apalagi kalo nginep 1 hostel.

☝ Kalo beruntung, kita bisa punya akses ke narasumber terkenal. Caranya ya berarti kudu melamar posisi Writer Liaison. 😀

☝ Kalo beruntung (lagi), bisa ikut sesi eksklusif buat bantu-bantu di sana. Aku pernah ikut meramaikan sesi cooking class dan itu momen kali pertama aku ngicipin kuliner khas Bali; lawar. Alamak, saking berbumbunya (alami) kepalaku langsung pusing sehabis nyoba. Seiprit doang padahal. 😐

Cooking Class bersama chef yang pernah melayani kerajaan

☝ Bisa minta surat izin untuk instansi kita bekerja/kuliah. Ini sangat berharga untukku biar nggak dihitung alpa. 😂

☝ Dapet lunch box. Mayan lah yaa.

☝ Dapet sertifikat internasional. Buat anak kuliahan ini berguna sekali tentunya.

☝ Sebagai kesempatan untuk mengasah bahasa Inggris sekaligus belajar teamwork dengan kelompok orang dari beragam latar belakang.

💭 Apa yang harus dipersiapkan untuk menjadi volunteer?

DUIT! Pastinya. YANG BANYAK! Bhahahaha LOL.

Karena jadi volunteer UWRF ini nggak dibayar gede, berangkat dengan biaya dan bayar penginapan sendiri. Tapi untuk volunteering di festival yang seru dan di tempat semenarik Ubud, sungguh sepadan! Sekali ke sana, suatu saat bakal pengen balik lagi. Ciyus!

Etapi selain duit ya jangan lupakan modal lainnya ya, yaitu skill berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Karena volunteer nggak hanya berasal dari Indonesia lho. Selain itu, volunteer juga harus siap menjadi tempat bertanya dan membantu para pengunjung festival yang mayoritas adalah warga negara asing.

Plus yang nggak kalah penting, harus bersedia hadir di Orientation Day yang dihelat 1-2 hari sebelum UWRF diselenggarakan. Jadi yah untuk menjadi volunteer, minimal kudu nginep di Ubud selama 6 malam.


💭 Gimana caranya jadi volunteer UWRF?

Pertama, pantau aja akun sosmed UWRF. Biasanya mereka baru membuka lowongan volunteer pas akhir Juli/awal Agustus.

Bila pendaftaran telah dibuka, kunjungi http://www.ubudwritersfestival.com/volunteer/ dan ikuti petunjuk yang tertera di sana. Tinggal isi form online, lalu tunggu email konfirmasi lolos seleksi atau tidak. Kalo lolos, selamat! Selanjutnya tinggal mengikuti instruksi deh.
*

UWRF tahun lalu diselenggarakan pada 26 - 29 Oktober 2017. Orientation Day berlangsung pada tanggal 24 Oktober 2017. Aku tiba di penginapan pada 23 Oktober setelah menempuh perjalanan melelahkan. Cerita lengkapnya bisa kamu baca di -> Trip to Ubud: dari Kereta Api sampai Uber

Banyak pilihan tempat menginap yang dapat disesuaikan dengan bujet kita. Kalo mau murah dengan fasilitas yang cukup oke ya pilih hostel. Untuk penginapan yang aku tempati, kamu bisa baca reviewnya di -> 7 Malam di Dewa Hostel

Selain Dewa Hostel, yang biasa jadi langganan tempat nginep tuh Bali Backpackers dan Legong. But still, I prefer to Dewa Hostel! 😄

Sengaja sih aku dateng H-1 Orientation Day biar ada waktu istirahat. Trus pas Orientation Day ngapain aja?


Ya biasa, dapet goodie bag berisi merchandise dan ID card. Trus dengerin sambutan + pengarahan dan kenalan dengan team masing-masing.

Aku ngelamar posisi sebagai volunteer di Main Program dan dapet bagian di resepsionis. Trus ya kenalan sama orang-orang di team Main Program. Supervisorku bule, gak banyak omong dan fleksibel. Partnerku sih ada juga yang bule tapi udah pada sepuh wakaka.

Kenapa wajahku harus nge-blur sih whyyyy *krai*

Resepsionis tugasnya ngapain? Ya nyambut pengunjung yang memasuki venue sambil ngecek ID card yang berlaku. Karena aku kan berjaga di venue Main Program yang berbayar.

Orientasi berlangsung kira-kira 2 - 3 jam gitu. Trus yaudah terserah mau ngapain. Balik ke penginapan, nongkrong, ato nggak ya jalan-jalan.

Untuk mengitari Ubud dengan mudah, kita bisa sewa motor di tempat penyewaan motor. Beberapa penginapan juga menyediakan. Biaya sewa motor sekitar 60 - 75 ribu rupiah per hari. Biar hemat, kita bisa patungan ama temen volunteer yang 1 team atau sehostel. Lumayan kan.

Buatku, pengalaman selama menjadi volunteer UWRF ini berkesan banget! Seru dan menyenangkan. Shift volunteering cuma 4 jam sehari. Sisanya bebas mau ngapain hehe. Jadi bisa dateng ke sesi/program UWRF lainnya.

Di UWRF 2017 ini, aku berkesempatan ketemu Pierre Coffin, sosok di balik karakter Minions yang fenomenal itu. Berfoto doang sih, gak sempet ngobrol banyak secara beliau kan fans-nya buanyaaak. Ketemu Mbak Trinity juga, travel blogger idolaku. Yay!

Trus kesampean juga nonton Papermoon Puppet Theater yang masuk film AADC2 itu lho. Tahun lalu aku ke Jogja berharap bisa nonton, ternyata berjodoh di Ubud. Eyaak.

Mbak Trinity!
Pertunjukan Papermoon Puppet Show yang beneran memukau

Terakhir yang nggak kalah berkesan, aku jadi punya banyak temen baru sekarang. Bahkan temen baruku ini diajak supervisornya yang kebetulan orang Bali buat nyaksiin upacara adat potong gigi. Ini kali pertama buatku lihat upacara adat di Bali, and it's very amazing!


Sewaktu upacara potong gigi
Yak ini pagi-pagi belum mandi, kainnya dipinjemi yang punya hajat

Andaikan bisa, aku pengen banget tiap tahun mengulang jadi volunteer UWRF. Namun apa daya, duitku tak sebanyak ikan di lautan samudera~~

Bilang aja bokek, buuuk.

Yah intinya sebagai orang kelas menengah ngehe, duitnya gantian untuk keperluan dan prioritas yang lain. Nah prioritasku berikutnya adalah bisa student exchange ke Thailand (soalnya kampusku kerjasama dengan Khong Kaen University). Makanya kudu ngumpulin modal sesuai target. :3 Doakan aja lah yaa~

Saranku buat kamu, minimal sekali seumur hidup cobain lah jadi volunteer UWRF. Niscaya bakal jadi pengalaman tak terlupakan dan dijamin nggak nyeseeeel. Yah, ngapain juga ya nyesel pergi ke Bali. 😂

Segitu aja ya. Kalo ada pertanyaan lebih lanjut, bisa tulis di kolom komen atau mention twitter @newHildaIkka !

Much love,
-Hilda Ikka-

7 comments

  1. Akuuu kok tertarik ya, dr sma sm kuliah soalnya ga jauh begini duniaku sehari2, banyakkk kegiatannnn.

    Tapi kalo 6 malam di ubud, anakku gimana? Hmmm.

    ReplyDelete
  2. Mau pake banget haha. Dari dulu pengen ikut jadi voluntir atau peserta tapi selalu kesandung acara lain.

    Dan.. bener mbak, ngumpulin duit buat prioritas dulu hehe. Balada masyarakat menengah~

    ReplyDelete
  3. Kalo acaranya di Desember habis UAS sih seloow, pas Oktober lagi masa-masa UTS euy, agak susah izin kalo gak mau auto-E wkwkwk... Ke Bali kayaknya buat kuliah lapangan deh aku xD

    ReplyDelete
  4. Serrruuu ya ka... Mupeng baca ceritanya.

    ReplyDelete
  5. waahh seru banget bisa jadi salah satu bagian di acara kece beginiii :D

    ReplyDelete
  6. Tahun ini aku nyoba daftar lewat ajang seleksi mbk. Doain jebol yaaa. Pengen banget ikutan acara bergengsi ini. Btw, makasih sharingnya mbk :))

    ReplyDelete
  7. Seru banget mbak jadi volunter. Apalagi ketemu langsung tokoh yang kita idolakan. Syaratnya harus aktif bahasa inggris itu yang susah. Moga aja suatu saat bisa jadi pengunjung UWRF

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!