Kaleidoskop Hilda Ikka (2015)

Tuesday, December 29, 2015

Kaleidoskop Hilda Ikka (2015)

Huaaaa nggak kerasa udah hampir di penghujung 2015. Kalo udah begini, baru deh inget ama resolusi yang aku buat di awal tahun. Apa kabarnya yhaaa? Padahal dulu kepengen bisa update progress-nya tiap semester. Nyatanya… boro-boro! :v

Emang apa aja sih?

Prewed Story: Belanja Persiapan Lamaran

Wednesday, December 23, 2015

Prewed Story: Belanja Persiapan Lamaran

Sebenernya aku pengen posting soal tes pre-marital. Cuma karena sampe sekarang nggak sempet konsul hasil lab dan males riset, yaudalah skip. Itu dibahas ntar habis lamaran aja yah muahahaha.

Hmm sudah jadi rahasia umum lah yaw kalo urusan seserahan, calon mempelai wanita bakal jadi ratunya. Minta ini-itu aseeek sekali. *walau kudu disesuaikan ama budget sih* Yah pokoknya cewek mana sih yang gak girang kalo dibelanjain. Apalagi ini cuma sekali seumur hidup. Jadi kudu pinter-pinter dimanfaatin kesempatan ini. :D

Jujur seumur-umur aku nggak pernah tau yang namanya prosesi lamaran itu seperti apa atau bingkisannya apa aja. Ya maklum hidup di rantau jauh dengan sanak saudara lainnya di desa. Apalagi aku nggak pernah gitu lho diajak acara lamaran tetangga ato pun sodara sendiri. Jadi ya buta banget soal persiapan lamaran ini sebenernya.

Susah Senang Dalam Satu Paket

Monday, December 21, 2015

Susah Senang Dalam Satu Paket

Ahahak, bulan ini kayaknya aku bakal lebih sering posting tentang curhatan ye.. Secara mo nulis tentang makanan enak ato pun jalan-jalan, mending disimpen aja buat bekal blog baru. Ciyeeeh ciyeeeh yang mo bikin blog lagi tapi masih galau jadi apa nggak. Mau istikharah dulu, doakan petunjuknya cepat keluar yak! :D *emangnya lotre LOL*

Ide untuk nulis postingan ini bermula dari status update Path milik seorang teman (cowok) SMA yang kini sedang menempuh pendidikan dokter di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ato yang biasa diingkat dengan sebutan UIN Jkt. Berhubung aku menganggap Path merupakan sosmed yang bersifat privat, jadi aku memilih nggak menuliskan statusnya secara gamblang di sini.

Intinya aja, dia tuh flashback ke jaman SMA (nyantri) dan ngerasa hidupnya dulu sewaktu di situ bener-bener menyedihkan. Yang mandi susah lah, kurang gizi lah, nggak higienis lah, hidup di bawah tekanan lah, nggak bisa bebas ke mana-mana dan lain sebagainya. Ditambah kondisi sekarang yang amat sulit memenuhi kebutuhan financial kuliahnya tanpa beasiswa atau bantuan dari pihak mana pun. In the end, he wish he could back to the time when he can choose the right high school near his hometown.

Tentang Berdamai dengan Diri Sendiri

Thursday, December 17, 2015

Tentang Berdamai dengan Diri Sendiri

Setiap orang pasti memiliki fase jatuh bangun dalam hidupnya. Untuk orang sepertiku, salah satunya adalah saat mengikuti lomba. Ya, tahun ini aku mulai cukup sering berpartisipasi dalam kontes blog. Baik giveaway kecil-kecilan maupun yang bersponsor gede-gedean. Mulai dari hadiah buku pengembangan diri sampe duit sekian juta. Kalah menang merupakan hal yang lumrah. Namun kadangkala kekalahan membuatku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Aku tenggelam dalam lautan luka dalam. Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang.
.
.
.
Kok kayaknya nggak asing, yak? Auk ah, elap.

Prewed Story: Tentang Memiliki Tabungan Bersama

Wednesday, December 16, 2015

Prewed Story: Tentang Memiliki Tabungan Bersama

Jadi beberapa waktu lalu Kak Icha (www.annisast.com) pernah ngeshare link dari Hipwee yang berjudul “7 Tips Keuangan Buatmu yang Menikah Tanpa Merepotkan Orangtua”. Salah satu garis besarnya adalah nabung bareng pasangan trus dikumpulin dalam satu rekening. Nah rupanya hal ini menimbulkan pro kontra bagi para pembaca, termasuk aku. Kebetulan temanya pas buat topik Prewed Story, so kali ini aku pengen bahas tabungan bersama menurut pandangan pribadi.

Well, menyelenggarakan pernikahan dengan hasil kerja keras sendiri buatku emang suatu hal membanggakan, syukur-syukur bisa meringankan beban orangtua. Namun mengingat biaya untuk melangsungkan pernikahan itu kisarannya hampir sama kayak nguliahin anak di universitas ternama, kadang ya kita nggak sanggup nabung sendirian. That’s why nggak ada salahnya ngajak pasangan untuk nabung bersama. Toh hasilnya juga untuk dinikmati bersama.