Merelakanmu Pergi

Thursday, June 15, 2017

Merelakanmu Pergi

Sore itu aku sedang bertolak ke Taman Bungkul untuk ikut meramaikan program Bagi-Bagi Takjil bersama KEB Surabaya. Sewaktu memarkir sepeda motor di salah satu sisi taman, aku mendengar suara getaran hape dari dalam tas. Buru-buru aku cek.

Pertama, ada miscall Line berkali-kali dari Bogel, teman jaman kuliah di ABE.
Kedua, sebuah pesan masuk Whatsapp dari Ita, temen kuliah di ABE juga. Isinya,

"Ka, udah tau Zilla meninggal?"


Seketika dadaku pun mencelos. Hah? Zilla? Kok yang meninggal Zilla, sih? Pikiranku berkecamuk, antara nggak percaya dan nggak rela dia berpulang ke rahmatullah. Secepat ini.

Zilla... dia temen terakrabku sepanjang kuliah. Sama-sama bukan berasal dari Surabaya, kami pernah tinggal satu kos selama 1,5 tahun lamanya. Dia itu bukan sekadar temen, udah kayak sodara sendiri. Pribadinya yang hangat, bersemangat, sederhana, nggak neko-neko tapi tangguh dan cekatan, itulah yang membuatnya unik di antara temen-temen seangkatan.

*

Innalillahi wa innailaihi raji'un...
Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada Allah lah kami kembali.

Rasanya baru kemarin Zil, kamu ngabarin aku buat ngajak takziyah ke rumah Ita. Iya, ayahanda Ita meninggal dunia. Qodarullah, 2 bulan setelahnya kamu yang menyusul. Beneran aku nggak nyangka kalo itu pertemuan terakhir kita. Masih ingat betul aku khas tawamu, kita dan teman-teman bercanda untuk menghibur Ita.

Kamu tetaplah kamu, yang masih menyusahkan Bogel untuk diantar jemput. 😁 Etapi pulang dari rumah Ita ternyata kamu dijemput pacarmu karena Bogel harus pulang duluan. Sedikit malu-malu kamu perkenalkan pacarmu di hadapan teman-teman sembari minta didoakan semoga berjodoh dan dipercepat menuju pelaminan. Aku aminkan sekuat hati, Zil.


Ah, ngomong-ngomong soal pelaminan, aku berterimakasih soalnya kamu udah dateng jauh-jauh dari Lamongan ke Gresik untuk melihatku bersanding dengan Muffin. Aku pun janji bakal mengupayakan dateng ke Lamongan nanti saat kamu menikah. Namun janji tinggal lah janji. Esok aku akan mendatangi Lamongan bukan untuk menyaksikan pernikahanmu, melainkan berkunjung ke pusaramu.

*

Rasanya aneh.
Aneh untuk mengetahuimu berada di dunia yang berbeda denganku.

Kamu tahu kan, selama 2 tahun berkuliah di ABE, kondisiku amat tertekan. Beruntungnya aku tinggal bersamamu, karena pancaran energi dan semangatmu yang membuatku kuat untuk bertahan sampai lulus. Kamu juga bersedia menjadi keranjang sampah segala keluh kesahku, tentang tugas kuliah yang berat, dosen yang keras, serta kelakuan teman kuliah yang bikin sakit kepala.

Kamu selalu ada untuk mendengarkan. Tanpa menghakimi, sesekali bahkan memberi semangat dan kekuatan.


Kita selalu berangkat dan ulang ngampus bersama. Jarak antara kos - kampus yang biasa ditempuh 15 menitan--plus naik turun jembatan penyeberangan--terasa ringan berkat cerita dan canda tawa kita di sepanjang perjalanan. Biasanya saat berangkat ngampus kita sekalian beli lauk di warung Fajar untuk persediaan makan selama sehari. Lalu pulangnya kadang mampir njajan otak-otak KW di mulut gang Kaliasin.

Aku emang nggak seberapa akrab dengan teman-teman seangkatan. Kamu yang selalu menjembataniku dengan mereka. Setiap ada kabar terbaru, kamu yang mengabariku. Tapi sekarang kamu udah pergi Zil. Aneh karena nggak akan ada lagi notifikasi pesan dari kamu.

*

Sumpah aku kangen, Zil.

Kangen tingkahmu yang kadang malu-maluin tapi unik luar biasa di mataku. Kamu mana peduli sih soal tone warna OOTD? Kerudung, atasan dan bawahan nggak nyambung aja dengan bangganya kamu pake. Hidup gak perlu dibikin ribet tsay, itu prinsipmu.

Kalo diinget-inget lagi lucu emang. Siapa sih cewek selain kamu yang santai pergi pake celana kain batik yang biasa dipake orang lain untuk bobok siang? Serta pose andalanmu mengacungkan 2 jari kalo dipotret, padahal gaya itu udah basi banget. Tapi ya itu lah kamu, yang nggak pernah gagal bikin orang di sekitarmu tertawa.


Aku kangen dengerin kamu cerita-cerita konyol, Zil. Rasanya belum lama kamu bercerita soal tugas syuting dokumenter di Liponsos. Kamu keren Zil, nggak jijik'an. Kamu terjang Liponsos yang bau tak sedap dan penuh orang berpenyakit jiwa itu. Kamu ceritain tingkah polah mereka sambil susah payah nahan ketawa yang malah bikin aku ngakak keras.

Kamu emang cewek, tapi cowok-cowok seangkatan bisa patuh sama kamu. Kamu bener-bener perkasa. Di jurusan Teknik Produksi, ceweknya cuma 2 dan kamu salah satunya. Kamu yang tangguh, sama sekali nggak pernah menyerah dengan tugas kuliah. Semangatmu begitu tinggi, demi mimpi untuk berkarier di stasiun TV ternama di Jakarta.


Kamu pernah bilang, ingin sekali menyejahterakan keluargamu di Lamongan sana. Lulus kuliah pekerjaan apa saja kamu lakoni sepenuh hati, demi segepok uang untuk kamu berikan pada emak.

Aku selalu percaya dengan apa yang kamu bilang. Nggak ada yang nggak mungkin atas izin Allah.
Namun atas kehendak Allah pula kamu berpulang lebih cepat dari yang aku kira.

Aku kira aku masih bisa menyaksikanmu di pelaminan.
Aku kira aku masih bisa melihatmu berjaya di stasiun TV ternama.
Aku kira kita akan menua bersama..

*

Salah satu hal yang aku sesali dari kepergianmu adalah aku belum sempat meminta maaf sepenuh hati. Atas segala kesalahan yang aku sadari maupun tidak.

Andai kamu bisa membaca ini, aku pengen banget minta maaf.

Maaf banget waktu kamu pernah sakit dulu, aku kurang sabar ngerawat kamu. Diam-diam aku masih mengeluh saat kamu muntah. Saat kamu menolak makan. Saat kamu begini.. begitu. Sampai akhirnya aku telpon keluargamu untuk membawamu pulang, rupanya kamu terkena demam berdarah. :(

Aku minta maaf ya Zil... apa pun kesalahanmu pun sudah aku maafkan. Aku berharap keadaanmu baik-baik saja di alam sana. Semoga kita dapat bertemu kembali nanti di surga.

Aku tau apa yang kamu butuhkan saat ini adalah kiriman doa, bukan status-status bernada sedih di sosial media. Tapi biarkan aku menulis ini sekali saja, untuk mengenangmu sebagai kawan yang baik dan merelakanmu pergi.

*

Allahummaghfirlahaa.. warhamhaa.. wa'aafihaa wa'fu'anhaa..
Ya Allah ampunilah dosa-dosanya, kasihani dia, lindungi dia, maafkan dia...

Kepada teman-teman yang membaca tulisan ini, aku mohon dengan kerendahan hati untuk turut mendoakan Zilla. Semoga kebaikan teman-teman dibalas oleh kebaikan berlipat ganda oleh Allah. Aamiin... dan terimakasih banyak. :)

Selamat menempuh perjalanan baru di alam sana ya Zil. Seandainya kita masih dapat berkomunikasi, mungkin aku sudah memaksa kamu buat ngebocorin rahasia keadaan di alam sana. Kepergianmu menjadi pengingat bagiku bahwa ajal begitu dekat, jangan sampai hanya terlena oleh kenikmatan dunia.

Till we meet again,
-Hilda Ikka-

19 comments

  1. turut berduka cita, ikka, semoga keluarganya bisa mendapat kesabaran, you too :)

    ReplyDelete
  2. Innalillahi, ikut berduka ya, Ika. Emang susah percaya kalau orang terdekat kita udah nggak ada, apalagi pas kita nggak liat langsung ya T_T
    Al Fatihah untuk Zilla, semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Amin.

    ReplyDelete
  3. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.. Ikka yang tabah yaaa... Al Fatihah buat Zilla, semoga amal ibadahnya menerangkan kuburnya hingga ke surga.

    ReplyDelete
  4. Turut berduka cita. Semoga almarhumah diterangi dan dilapangkan alam kuburnya. Aamiin

    ReplyDelete
  5. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan

    ReplyDelete
  6. Innalillah. Turut berduka cita ya. Aku membaca ini teringat dengan seseorang. :(

    ReplyDelete
  7. Turut berduka cita. pasti sedih kalo kehilangan temen apalagi cukup lama bareng :(

    ReplyDelete
  8. Mbrebes mili bacanya. So young & full of energy. Al Fatihah ku untuk sahabatmu ya.

    ReplyDelete
  9. Meninggal di bulan yg terbaik dalam islam.. Semoga khusnul khotimah temannya mba :( ..

    ReplyDelete
  10. Turut berduka cita Ika... Semoga diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga kamu & keluarganya diberi ketabahan. Sedih memang ditinggal temen deket, apalagi kalau mendadak. :(

    ReplyDelete
  11. sedihnya ya sahabat meninggalkan kita terlebih dahulu dg memori yang dalam

    ReplyDelete
  12. Turut berduka cita Ikka...kita banyak kehilangan orang-orang spesial beberapa watu terakhir ini

    ReplyDelete
  13. Turut berduka cita yaa ikka, semoga amal ibadanya diterima dan diampunkan dosa-dosanya.

    ReplyDelete
  14. Jadi ikut sedih bacanya. Semoga temanmu husnul khotimah ya

    ReplyDelete
  15. Turut berduka, Ika. Semoga temenmu dapat tempat yang terbaik di sana :'(

    ReplyDelete
  16. Turut neduka yg sedalam-dalamnya untuk sahabatku..dan kuhadiahkan alfatihah untuk penerang kuburnya...aamiiin😘😘kamu yang sabar yaa

    ReplyDelete
  17. Terima kasih banyak ya teman-teman atas doanya.. semoga Allah membalas kebaikan teman-teman semua, aamiin ya rabbal 'alamiin :)

    ReplyDelete
  18. Alfaatihah untuk sahabatmu,,,

    ReplyDelete
  19. Innalillahi wa inailaihi rojiun...

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!