In Relationship

Thursday, March 6, 2014


One day I woke up and realize… that I’ve taken already.

Ini tak sealay bayanganku, di mana saat momen itu datang aku bakal berseru kegirangan gara-gara terbebas dari status jones alias jomblo ngenes dan memekik keras. “YEEEY, AKU PUNYA PACAR! Buset, masih gak percaya getooh.” No. I’ll never supposed to be this freakist one. Ini bukan soal status yang bisa dipamerin di muka umum, bukan soal akhirnya-aku-laku-juga-kirain-bakal-jomblo-seumur-hidup whatever.

Tapi ini soal komitmen.

So I stay calm, knowing if there is someone who does love me and will try to take me in better life. I trust him.

Well, sebenernya aku masih tak menyangka sih. Semuanya terasa begitu cepat dan ini.. tidak seperti kisah cintaku sebelum-sebelumnya. Sebelumnya yang gimana? Sebelumnya yang hanya mampu meraba hati, memakan jangka waktu, menafikkan diri untuk banyak hal.. dan lainnya.

Jadi ceritanya aku udah kenal orang ini sejak gabung sebuah organisasi berbasis pergerakan mahasiswa di Surabaya gitu. Tapi ya gitu, kenal doang. Dia senior, aku junior. Dia dari angkatan sekian dan aku sekian. Gak ada feeling apa-apa. Sampe pada akhirnya di akhir Januari, usai acara dan dilanjut urusan organisasi yang mengakibatkan aku nebeng motornya, turunlah hujan. Yang tanpa kusadari membawa berkah untuk ke depannya. Wkwkwk. Sebagai real penebeng yang nyusahin, aku gak bawa jas hujan. ‘Gak punya’ lebih tepatnya. Jadilah dia memberikan setelan atasnya buat ngelindungi aku dari rintik hujan yang amat deras. Sedangkan dia, mau gak mau akhirnya jadi basah kuyup. Terus orangnya juga masih berbaik hati mengantarkan aku pulang ke kos. Dan selama perjalanan, kami berdua—entah mengapa, berinteraksi dengan candaan-candaan yang mengalir begitu saja. Bahkan sampai tiba di depan gerbang kos, kita masih berbincang sejenak seolah tak rela momen ini harus berakhir *masa sih? :D

Lalu esoknya aku terbangun dengan kesan dramatis seolah-olah lagu Taylor Swift feat. Ed Sheeran mengiringi hidupku selanjutnya. Dan sejak saat itu aku merasa aneh dan berusaha mencari-cari bukti baik pembenaran maupun penyangkalan. Mengapa cinta harus segila ini? pikirku. Ternyata hal ini pun berlaku sebaliknya. Dia yang mulai menangkap sinyal-sinyal gak jelas dariku pun mulai bersikap. Kita sama-sama merespon dengan harapan denial masing-masing. Namun setelah berbagai uji coba yang kita lewati, akhirnya dua minggu kemudian kita sepakat berkomitmen untuk menjalin hubungan.

Dua minggu? Itu pedekate tercepat yang pernah kualami. Begitu pula dengannya.

Ia menyambut cintaku, yang masih saja sulit kupercaya akibat kisah cintaku selama ini selalu memiliki akhir yang sama, … bertepuk sebelah tangan. Untungnya, kita berkomunikasi dari hati ke hati, saling mengutarakan hal mengganjal. Namun semuanya bukanlah masalah yang berarti, kecuali bila kami akan membuatnya lebih rumit lagi.

So, kita sudah melalui hubungan ini selama hampir sebulan. Masih baru, ya? Ya memang. Tapi kita yang menjalaninya seolah sudah begitu lama menjalankannya. Aneh, kan? Inilah merupakan pemicu kebosanan yang amat kutakuti. Tapi aku percaya, selama aku masih menggenggam erat komitmenku, selalu ada cara untuk tetap bersama. :)

Perubahan yang terjadi dalam hidup semenjak punya pasangan, terkadang membuatku geli. Hal-hal gak penting sih, tapi tetap aja itu pembeda antara yang punya pasangan dengan yang tidak. :D Contohnya, memanggil dengan panggilan mesra ‘sayang’. Dulu tiap kali aku suka sama seseorang, mesti bikinin dia nama kesayangan. Tapi kok sama yang ini nggak nemu yaa? Gapapa lah manggilnya sayang-sayangan, yang penting kesannya tetap mesra. (˘⌣˘)ε˘`)

Terus dulunya aku seneng banget update meme comic gitu, apalagi kalo pas topiknya itu jones, terhibur… gitu. :D sekarang agak biasa aja kalo pas topiknya jomblo.

Oya, jangan mengira hubungan ini berjalan mulus tanpa gangguan dan rintangan kayak proses pedekate-nya. Tentunya hal-hal gak enak itu aku dapetin. Mulai dari gangguan mantan(nya) sampai orang-orang terdekatku yang menentang. Memang sih, kalo temen bilang ikut seneng atas kekasih yang kita pilih itu sekadar formalitas, tapi kalo ada yang bilang gak suka rasanya sakit juga ya. :D

Reaksinya macem-macem deh. Misal: “Jangan bilang kalo kamu beneran yakin ama dia?” “Kamu beneran cinta??” “Aduh.. apa sih yang kamu liat dari dia?”

Simple aja. Apa yang selama ini belum pernah kamu lihat. :)

Toh dalam hubungan ini aku gak mau kita sekedar pacaran yang cuma bisa sayang-sayangan, pamer di socmed lah, apa lah. Aku maunya hubungan kami benar-benar berkualitas, minimal kita ikut bertumbuh di dalamnya. Ada perubahan lebih baik dalam diri masing-masing. Begitu. Ini hubungan dewasa berkomitmen.

Bukan pacaran ala habis manis sepah dibuang. ;)

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!