Mengamati Sisi Parenting dalam Kartun “Crayon Shinchan”

Sunday, November 6, 2022


Sebagai anak generasi millenial atau generasi 90-an, masa kecilku akrab sekali dengan berbagai serial kartun di televisi. Buat yang segenerasi denganku, pasti enggak asing dengan serial kartun yang tayang setiap hari Minggu seperti Dragon Ball, Detektif Conan, Doraemon, hingga Crayon Shinchan.

Nah, belakangan ini aku iseng nonton ulang serial kartun Crayon Shinchan. Buatku, Crayon Shinchan tuh salah satu kartun Jepang yang memorable karena gaya humornya yang unik. Selain itu, dulu sewaktu kecil aku beberapa kali baca komiknya selalu sukses dibikin ngakak guling-guling. πŸ˜†

Barangkali ada yang nggak begitu familiar dengan Crayon Shinchan, aku kasih gambaran singkat ya. 

Crayon Shinchan mengisahkan kehidupan Nohara Shinnosuke yang akrab dipanggil Shinchan, seorang bocah TK usia 5 tahun yang usil, mesum, dan sering bertingkah ajaib. Shinchan hidup bersama mama (Misae), papa (Hiroshi), dan adik perempuannya (Himawari). Selain itu dia juga punya sirkel pertemanan yang beranggotakan Kazao, Masao, Nene, dan Bo.


Crayon Shinchan ini dulu ditayangkan di RCTI setiap hari Minggu pukul 10 pagi. Lalu lama-kelamaan jam tayangnya bergeser dan berpindah-pindah sampai akhirnya sekarang tidak lagi tayang di televisi. Alhasil aku nonton ulang di Youtube dengan kualitas seadanya. Apalagi yang versi dubbing Indonesia, dikit banget jumlahnya.

Setelah menonton beberapa episode, aku merasa ada yang berbeda dalam memaknai cerita Crayon Shinchan. Dulu sewaktu kecil hingga menjelang dewasa, aku menganggap Crayon Shinchan ya konten hiburan semata. Buat lucu-lucuan dan bahan tertawaan. Eh begitu ditonton saat dewasa, rupanya banyak makna dan pesan moral terselubung yang cukup menarik. Plus, jadi relate banget sama kehidupan mama papanya Shinchan! Hahaha.
 

Keluarga Nohara alias keluarganya Shinchan kalau diamati lebih dalam, sebenernya miriplah ama kita-kita. Khususnya yang seumuran denganku (hiya tebak umur berapa? Wkwk). Keluarga muda dengan 2 anak yang masih berusia 5 dan 2 tahun. Umur segitu kan emang anak lagi aktif-aktifnya. Keluarga yang tidak ideal karena Misae dan Hiroshi suka ngomel tiap ngadepin tingkah ajaib kedua anaknya, hahaha.


Belum lagi kondisi keuangan keluarga mereka yang bisa dibilang masuk kategori keluarga kelas menengah. Hiroshi merupakan sang pencari nafkah tunggal dengan gaji yang ngepas. Misae sang ibu rumah tangga yang setiap hari memutar otak mengatur keuangan. Mana punya cicilan rumah yang baru akan lunas 32 tahun kemudian pula, hiya… KPR mana KPR?

Sungguh gambaran keluarga realistis di kehidupanku yang sekarang. πŸ˜‚

Dulu aku ingetnya Misae tuh tipikal mama yang galak, suka ngomel dan nyuruh-nyuruh Shinchan. Pokoknya nyebelin kalo udah marah tuh. Eh setelah aku cermati kembali, Misae tuh tutur katanya lembut dan hampir selalu menyebut kata ‘tolong’ tiap kali meminta Shinchan melakukan sesuatu. Dia cuma berubah jadi monster kalo anggota keluarganya 'kumat' berulah wkwk.
 

Kalo jadi Misae, keknya aku juga bakal kek gini wkwkwkwk

Misae emang sering nyuruh Shinchan melakukan ini-itu, namun kurasa itu cara dia membuat Shinchan belajar soal tanggung jawab. Seperti membereskan mainannya sendiri, mengajak Shiro jalan-jalan, mencuci bekas makanannya sendiri, dan lainnya. Shinchan juga beberapa kali diminta untuk berbelanja sendiri, hal ini bagus untuk melatih keberanian dan kemandirian anak.

Gambaran Misae dalam cerita pun menurutku sangat realistis. Ia sering mengerjakan tugas domestik sembari menggendong Himawari. Terkadang pekerjaan rumah tidak ia tuntaskan karena lelah, gemar berburu diskon dan barang gratisan, sampai suka hoarding alias nimbun banyak barang. πŸ˜…


Begitu juga sang papa, Hiroshi. Tiap hari ngeluh soal kerjaan dan nyampe di rumah maunya cuma rebahan. Kalo pas libur kerja, hampir gak pernah istirahat karena diminta Misae untuk quality time bersama anak-anak. Yang aku suka, Hiroshi nggak jarang ikut terlibat dalam mengerjakan pekerjaan rumah (meski kadang terpaksa daripada diomeli Misae πŸ˜‚). Seringnya sih Hiroshi bagian cuci piring, persis kek suamiku hahaha.

Hiroshi yang seringkali tampak cuek, sebenernya sayang banget ama kedua anaknya


Sebenernya kalo dipikir-pikir, muatan cerita dalam Crayon Shinchan tuh progresif pada jamannya loh. Pada tahun 90-an sampe 2000-an kan isu feminisme dan parenting belum sekenceng jaman sekarang. Sedangkan value atau nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Crayon Shinchan tuh masih banyak yang relevan ama kondisi saat ini.

Malahan seingatku, dulu tayangan Crayon Shinchan digugat banyak orang (tua) karena dinilai cabul dan tidak mendidik. Hmm ya wajar sih soalnya Crayon Shinchan ini sebetulnya bukan tontonan untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun. Sementara masih banyak orang Indonesia yang menganggap bahwa tayangan kartun itu ya tayangan anak-anak.
 

Soal karakter Shinchan yang mesum, sebenernya ini gambaran dari pepatah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Alias Shinchan mesum begitu ya mewarisi kelakuan papa dan kakeknya. πŸ˜‚

Selain Crayon Shinchan, kira-kira ada kartun masa kecil apalagi ya yang punya sisi parenting unik kayak gini? Atau ada yang ngeh hal unik dan menarik lainnya (khususnya soal parenting) dari Crayon Shinchan? Yuk cerita di kolom komentar sambil nostalgia tipis-tipis hihihi.

See you on the next post!
-Hilda Ikka-



2 comments

  1. Jujurnya aku ga suka kartun ini mba 🀣. Pas kecil dilarang juga nonton Ama mama Krn mesum nya tari, dan pas udh gede, aku pun ga KSH anak2 nonton Sinchan ya Krn bukan buat umur mereka.

    Alasan sepele lain kenapa aku ga suka, Krn model gambarnya hahahaha. Kepala rambut plenyot2 gitu πŸ˜…. Selera sih yaaa. Aku suka kalo gambarnya kayak candy, dragon ball atau bahkan Doraemon aku msh seneng.

    Makanya bisa dibilang aku jaraaaang banget nonton kartun Sinchan, bukunya juga ga pernah beli sih. Nonton pun paling bbrp kali pas udh gedean. Terlepas dari bentuk kartunnya yang aku ga suka, tapi memang isi nya sendiri ada yg bisa diambil lah. Trutama ttg ngajarin anak melakukan tugas2 kecil dalam rumah 😁

    ReplyDelete
  2. Shinchan, kartun asal Jepang satu ini agak beda memang gemes banget sama karakternya yang bisa terbilang related sih. Di antara kartun Jepang lainnya memang paling suka sama kartun satu ini. Ada aja tingkah keluarga ini yang bikin gemes, apalagi karakter Shinchan masyaAllah. Terima kasih sharingnya!

    ReplyDelete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!