Jurusnya: Pura-Pura Bego

Friday, July 11, 2014

Ekspresi saya saat sadar baru saja bertindak bodoh 
Aku punya sekelumit pengalaman konyol yang kualami bersama pasanganku sewaktu awal pedekate. Saking konyolnya, cerita ini amat membekas di benak kami berdua dan sukses bikin ngakak acapkali mengingatnya. (≧◡≦)

Kejadian ini bermula dari ajakan dia (panggil: Abang) untuk nonton film Comic 8 berdua. Siapa yang tak girang, pucuk dicinta ulam pun tiba. Momen jalan bersama yang kuharapkan akhirnya datang juga. Lalu kami sepakat untuk nonton di Tunjungan Plaza dan ia memintaku untuk membeli tiket terlebih dahulu. Sedikit informasi: kost-ku dekat sekali dengan TP sehingga aku bisa memesan tempat sepulang kuliah siang hari. Aku membeli tiket film Comic 8 yang diputar pada jam selepas maghrib berkat si Abang baru pulang kerja jam 5 sore.

Pukul 6 lebih kami sudah berada di Tunjungan. Film baru dimulai pukul 18.55 WIB sehingga kami memilih untuk menghabiskan waktu terlebih dahulu dengan mengitari mall dan mampir beli es krim di A&W corner. Kami juga telah berada di seat masing-masing tepat sesaat setelah pintu teater dibuka. Sembari menunggu komplitnya penonton lain, kami menikmati beragam trailer film yang masuk dalam daftar coming soon.

Kenyamananku sedikit terusik berkat munculnya sekelompok anak ABG yang sedang mencari-cari seat-nya. Suara mereka bising sekali seolah sedang meributkan sesuatu. Ternyata dua orang dari mereka kebingungan tak mendapatkan tempat. Lalu dengan ragu salah satu dari mereka menanyakan seat kami berdua. Segera kuambil tiketku dari dalam tas dan barulah kami tahu sumber masalahnya adalah seat dua orang ini sama dengan seat yang kami tempati. Kemudian terdengar gerundelan kecil, “Duh bagaimana ini… kok bisa sih seat-nya dobel? Aneh banget.”

Iya aneh banget menurutku. Akhirnya kupandangi tiketku sekali dan barulah aku tersadar waktu yang tertera pada tiket adalah pukul 16.55 WIB. Astagaaaa…. Aku SALAH BELI TIKET. Omaigad… terus bagaimana ini. Kuawasi dua anak ABG itu yang sedang mengadu pada mbak-mbak twentyone. Akhirnya dengan senter di tangan, mbak-mbak itu menghampiri kami berdua dan mengecek tiket. Kulirik si Abang di sebelah. Dari gelagatnya aku tahu, ia sepenuhnya sadar apa yang sedang terjadi dan memilih bersikap sama denganku: pura-pura bego!
Kira-kira beginilah ekspresi kami berdua begitu sadar bahwa kami sendirilah biang keroknya 
Dahi si mbak berkerut sambil bergumam, “Aneh ya, harusnya hal ini tidak mungkin terjadi.” Nah lho, gak sadar dia. Kemudian tiket kami dibawanya pergi keluar dan kembali untuk memanggil kami berdua. GAWAT! Oh tidak, rugi banget kalo kami gak jadi nonton gegara diusir. Alamak, malu-maluin. (ಥ ̯ ಥ)

Kami berdua pun digiring menuju lokasi pembelian tiket. Si mbak penjual tiket mengenali wajahku dan berseru, “Lho, mbak kan yang tadi siang beli tiketnya, kan? Kok bisa keliru, toh?”

Aku meringis kecil sambil menerangkan bahwasanya kesalahan fatal ini terjadi berkat angka 16.55 yang tertera di display jadwal film saat membeli tiket, entah aku lagi gak fokus atau otakku waktu itu sedang korslet, bisa-bisanya kuterjemahkan pukul 18.55 WIB. Jelas saja aku menganggap jadwal film-nya selepas maghrib. Angka 6 pada pukul 16.55 lah yang meracuni konsentrasiku dan membuatku mengartikannya sebagai pukul 6 petang.

Setelah diomeli panjang lebar, beruntung kami diperbolehkan nonton film dengan syarat boleh duduk di bangku yang tersisa. Walah, tidak diusir saja aku sudah bersyukur kok. Sementara si Abang cuma bisa geleng-geleng kepala mendapati kecerobohanku yang luar biasa akut. Hehe, ampuuun….

Toh berkat kejadian konyol tersebut, masa pedekate kita jadi sedikit lebih berwarna, kan? (^o^)V

525 kata

Tulisan ini diikutsertakan dalam The Silly Moment Giveaway

Let’s Make a to-do-list!



Sejak bulan Juli atas saran Sister Prima, aku mulai membiasakan diri untuk mencatat segala sesuatu yang akan menjadi agenda kegiatan dalam waktu dekat maupun jangka panjang dan berkelanjutan. Terkait dengan hal ini, aku sudah sedikit bercerita di postingan ini. Kemudian atas permintaan mbak Rosa, akhirnya aku membikin postingan khusus mengenai gambaran to-do-list yang kubuat berikut penyusunannya berdasarkan versiku sendiri.

In Relationship part 4

Thursday, July 10, 2014


Hari berganti hari hingga tak terasa bilangan kalender berposisi di awal bulan Juli. Ini artinya hubunganku dengan my sweetheart-Radik sedang menjajaki bulan kelima. Syukur Alhamdulillah hubungan kami baik-baik saja (aku sih merasa begitu, gatau lagi apa yang dia rasakan. Lho? :D) Sungguh aku tak menyangka, atau lebih tepatnya tidak berani menyangka, akan punya hubungan sejauh ini meski teman-teman sebayaku banyak yang bertahan lebih lama dariku. Maklum, aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelumnya. Hubungan yang berdasarkan komitmen lo ya, bukan yang berdasarkan ngarep. :3 Soalnya aku pernah punya hubungan di pernyataan kedua.

Masjid Al Falah, Setia Melayani Jamaah

Tuesday, July 8, 2014


Ramadhan tahun ini aku sedikit bersedih. Aku tidak bisa menjalankan ibadah tarawih bersama keluarga dan melewatkan puasa plus berbuka di rumah. Rencanaku untuk pulang jadi tertunda akibat tugas-tugas kuliah yang diberikan menjelang UTS. Padahal niatku hendak mengulas masjid Nurul Islah di kampungku atau kalau bisa sih masjid di pesarehan Sunan Giri, kebetulan sudah lama aku tak berkunjung ke sana.

Namun syukurlah, kebetulan saya punya agenda kegiatan organisasi yang lokasinya kebetulan berdekatan dengan masjid Al Falah. Akhirnya saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat dan mengumpulkan informasi untuk #1Hari1Masjid.

Welcome July

Friday, July 4, 2014



*Aku bikin blog post ini karena terinspirasi dari post blog salah seorang member KEB. :)

Selamat datang bulan Juli. Selamat datang bulan untuk sebuah perubahan. Sejujurnya di bulan ini memang aku mendapatkan banyak pencerahan. Mulai dari soal masalah pelikku tentang masa depan, hubungan percintaan, motivasi untuk membangun konsistensi menulis lagi, dan harus lebih optimis lagi menghadapi segala bentuk rintangan.

Bulan Juli lebih dari sekadar nama yang dicantumkan dalam akte kelahiranku. Berikut beberapa hal yang kudapatkan bulan ini:

Solusi untuk masalahku—antara lanjut kuliah atau resign. Akhirnya aku berkesempatan untuk curhat ke SisterPrima di sela-sela kesibukannya. Mbak Prima memintaku untuk menuliskan plan A dan B. Membikin alternatif yang harus kuambil bila kemungkinan terburuk terjadi. Gara-gara Mbak Prima pula, aku pun kembali bersemangat membikin daily list, to-do-list, dan list-list lainnya. Aku harus membiasakan seperti itu agar kegiatan lebih tertata dan tidak wasting time sometimes.

Makin giat menulis. Bbeuh, akibat metode konsistensi menulis yang dianjurkan mbak Prima, aku jadi keranjingan menulis. Karena setiap hal yang terlintas di pikiran akan langsung kucatat. Dengan demikian aku bisa menimbun banyak ide dan topik untuk di-share lewat blog. ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ

Berniat mengikuti Ubud Writers&Readers Festival 2014. Sumpaaah, awalnya aku pesimis banget buat berpartisipasi tahun ini. Bahkan selalu mikir kapan-kapan aja kalo ke sana. Namun berkat Sister Prima (again!) aku jadi tersugesti untuk berangkat ke Ubud Oktober ini. Katanya tarif untuk pelajar itu murah. Setelah aku cek emang jauuuuh lebih murah dari harga untuk umum. Lagipula kartu mahasiswaku cuma berlaku sampai September 2015. So, hanya tahun ini kesempatanku untuk ikutan dengan harga miring.

Upgrade hubungan percintaan. Yeah, we’re just leveled up to 5th month. Aku beryukur dan bahagiaaaa sekali masih ditakdirkan bersamanya. Hubungan kami juga tetap harmonis. Harmonis dalam artian bukan tanpa pertengkaran, tapi bagaimana kita bertumbuh dan makin kompak dalam bekerja sama membina komitmen yang telah dijalani.(ɔ ˘⌣˘)♥(˘⌣˘ c)

Demikian beberapa hal pembuka di bulan ini. semoga bulan Juli ini penuh berkah, seberkah bulan Ramadhan yang melekat padanya. ƪ(^⌣^)ʃ ƪ(ˆ⌣ˆ)ʃ

Ramadhan di Pondok

Thursday, July 3, 2014



Assalamualaikum ya akhi1 wa ukhti2…
*sambutannya edisi Ramadhan pula*

Gimana puasanya? Lancar kah? Semoga gak ada yang kecolongan mokel ya. :D Oya, bagaimana menurutmu bulan Ramadhan tahun ini? Masih semarakkah dengan tahun sebelumnya? Kalau masih, alhamdulillah ya. Tidak sepertiku yang makin surut euforia-nya. Aku mengalami tiga suasana berbeda tiga tahun terakhir ini. Yeep, tahun ini aku menjalankan ibadah puasa di kost sejak hari pertama! Oh God…. Melas sekali. (╥_╥) Padahal momen awal puasa itu indahnya dinikmati bersama keluarga. Apa daya… tugas UTS mengharuskanku menetap di Surabaya.

Bulan puasa di kos itu berasa gak jauh beda sama hari biasa. Suer dah! Secara kosku berdekatan dengan mall Tunjungan Plaza. Wih, gak kebayang deh di sepanjang jalan gang kan banyak depot-depot gitu, kalo pas lewat siang-siang baunya eh semriwiiing. :3 Meski tempatnya udah ditutup pake selusin tirai, tetep aja aroma masakannya menggoda iman.

Tahun kemarin sih aku menjalani ibadah puasa sejak hari pertama mudik di rumah sampai detik-detik terakhir mudik ke Jombang. Fulltime with family! Dan bulan puasaan yang harusnya bisa menurunkan lemak pun tidak berlaku saking makmurnya sajian makanan di rumah. Tiap buka puasa pun selalu tersedia es. Di kost boro-boro minuman dingin, air putih aja gak pernah berganti jadi sirup. ┒(⌣˛⌣)┎

Setahun lagi sebelumnya, aku masih tercatat sebagai siswi kelas XII MBI Amanatul Ummah. Ramadhan terakhir yang kulalui di pondok. Jujur waktu itu aku kadang berharap agar waktu cepat berlalu akibat padatnya aktivitas di bulan Ramadhan yang amat melelahkan, terlebih bagi siswi tingkat akhir sepertiku. Eh begitu sudah bebas dari ‘holy jail’, baru deh kerasa nikmatnya melewatkan bulan penuh berkah ini di pondok. Sooo much the things that I missed about. Hiks. Dan inilah beberapa hal yang mewarnai Ramadhan kami:

1. Tradisi makan bersama dalam satu nampan.
Hal inilah yang paling kita kangenin. Ya, tradisi ini cuma dilaksanakan tiap bulan Ramadhan atau kalo pas lagi ada banca’an aja. Jadi beberapa anak dibentuk dalam satu grup secara random dan kita makan bareng dengan orang-orang itu terus. Biasanya tiap grup membentuk sistem bergiliran mengambil nampan dan mencucinya. Oya, menu makan kita itu melas sekali loh. Porsi nasi 5 orang untuk 8 orang. Kalo sahur ya menunya cuma tahu atau tempe goreng sepotong per orang trus nasinya dikasih kecap murahan (kebayang kan rasanya). Beruntung kami kalo tersentuh batinnya ya beli kerupuk diremes-remes biar rata. Kalo menu buka puasa masih mending, ada variasi tiap hari. Maka dari itu tiap bulan puasa kita selalu menyiapkan lumbung padi berlebih (baca: jajan dan makanan awetan).

2. Bikin ta’jil minuman per kelas.
Kita bisa dapet minuman gratis untuk berbuka dari kegiatan ini. Tapi jangan harap dapet banyak ya, minumannya dijatah berdasarkan grup nampan. Jadi satu minuman untuk satu grup. Pihak pondok hanya menyediakan beberapa kerat sirup sedang kelas yang kebagian tugas berhak membikin es dalam varian apa saja dengan biaya patungan kelas itu sendiri. Kadang es kopyor, es teh, es nutrijel, es cao, dan lain sebagainya. Oya, kelas putri menyediakan ta’jil hanya untuk penghuni asrama putri sedang kelas putra juga menyediakan ta’jil hanya untuk penghuni asrama putra.

Antri ngambil ta'jil *uh ambilnya sampe pake gayung segala*
3. Buber per kelas
Ini bukan hal wajib yang rutin sih. Tergantung anggota dan wali kelasnya. Aku pernah ngadain sekali pas kelas X soalnya wali kelas kita, Ustadz Mirzaque, rumahnya agak dekat dengan asrama. Jadilah kita masak-masak di rumahnya. Menunya merupakan makanan favorit ustadz Mirzaque, yakni kerang!! Kita masak dengan cara direbus. Sialnya, hasil jadinya keasinan! Aku termasuk yang ikut masak malah jadi korban tuduhan kebelet kawin (soal masakan yang keasinan). (۳˚Д˚)۳

4. Kultum
Hal ini berlaku wajib untuk siswa-siswi kelas sepuluh aja. Yang bikin berkesan itu karena deg-degannya kita saat harus tampil memberikan tausiyah di depan orang banyak. Berasa ustadz-ustadzah gitu. :D

Kira-kira seperti inilah suasana saat kultum sore *eh ada aku loh :p
5.Molornya kegiatan ubudiyah (ibadah)
Sudah tak disangsikan lagi kalo lagi puasa kita jadi lemes. Bawaannya pengen tiduuuur mulu. Aku juga makin parah ngebo. Susah dibangunin pas sahur, habis sahur langsung tidur lagi, telat berangkat ke masjid, dan seterusnya. Hoaaahm.

Selepas salat Subuh di masjid utama
6.Sensasi salat Tarawih
Karena pondokku beraliran NU, jadi jumlah bilangan rakaat tarawihnya sebanyak 20 rakaat. Dengan area musolla asrama yang luasnya tidak seberapa, jadilah kita salat dengan kondisi berdesak-desakan. Oya, santri putra kelas XII-lah yang menjadi imam salat tarawih dan witir. Kita yang santri putri selalu kepo akan identitas si imam. Siapatahu ada yang bacaannya fasih dan caranya mengimami salat bisa diacungi jempol, akhirnya dapat dipertimbangkan sebagai imam di masa depan. #Eaaa (/‾▿‾)/

7.Mokel/Gak puasa gara-gara datang bulan
Haha, ini nih. Kita kalo yang datang bulan itu mesti disisain makanan sahur buat sarapan pagi (tergantung kebijakan grup nampan masing-masing). Trus mereka bakal bergerombol makan di pojokan kamar. Yang mangkelin, mereka bisa makan dari lumbung padi masing-masing yang pasti bikin ngiler anak-anak yang puasa. Soalnya udah pasti gak kebagian kan. :3

8.Baksos di Panti Asuhan
Ini kegiatan angkatanku di kelas akhir. Program ini kita namakan “PUMPKIN”. Aku lupa kepanjangannya apa. Jadi kita mengunjungi panti asuhan yang memprihatinkan nasibnya. Kita ajak bermain anak-anak panti sejak pagi hari dan kita buka puasa bersama.

Dari kegiatan tersebut kita jadi bersyukur dengan apa yang kita punya dan nasib kita ternyata jauh lebih baik dibanding dengan apa yang anak-anak panti itu rasakan.

Berpose usai buka bersama
So, that’s all the things that memorized me. Bagaimana dengan kalian? Hal apa yang membuat bulan Ramadhan-mu semakin berkesan? ƪ(˘⌣˘)┐"ƪ(˘⌣˘)ʃ"┌(˘⌣˘)ʃ

1 akhi = saudara laki-laki dalam bahasa Arab
2 ukti = saudara perempuan dalam bahasa Arab

Menjelajahi Ice World

Tuesday, July 1, 2014


Orang Surabaya dan sekitarnya tentu tak asing lagi dengan Taman Remaja Surabaya. Ya, TRS yang lebih dikenal dengan THR alias Taman Hiburan Rakyat ini merupakan arena wisata lokal yang menawarkan aneka wahana bermain seperti komidi putar, perahu kora-kora, bom-bom car, mini jet coaster, dll. Karena permainan yang tersedia lebih banyak didesain untuk anak-anak, maka sering diadakan event untuk murid taman kanak-kanak. Dulu aku pun pernah terdaftar lomba grup menyanyi yang berlokasi di sana. Selain itu istimewanya, setiap libur kenaikan kelas selalu ada hadiah bagi pelajar berprestasi yang mendapat rangking skala 3 (ato lima, ya?) besar untuk bermain di wahana TRS secara gratis! Caranya dengan menunjukkan rapor sebagai tanda bukti. Sayang sekali aku bukan warga Surabaya, jadi orang tuaku gak pernah berminat untuk menghadiahkanku bermain di TRS. :D