Dilla, Semangat Berbagi di Usia Muda

Thursday, July 17, 2014


Sekilas bila dilihat, nampak biasa saja. Wajah polos tanpa make up dan jilbab yang membalut kepalanya tidak dililit aneh-aneh. Pakaiannya juga senantiasa bersahaja. Begitulah penampilan mahasiswi jurusan kebidanan Universitas Airlangga ini sehari-hari. Tapi siapa kira di balik kesederhanaannya, ia menyimpan hati seluas samudera.

Mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tua atau kos, kebanyakan dicap hidup serba pas-pasan. Begitupun dengan Dilla yang dijatah uang saku per bulan secukupnya. Namun baginya itu bukanlah alasan untuk pantang berbagi. Mahasiswa boleh saja kere, tapi untuk berbagi maupun bersedekah tak perlu menunggu tua dan kaya.



Dilla yang bakal berusia 19 tahun pada Oktober mendatang rutin berbagi setiap tahun, khususnya bulan Ramadan, melalui kegiatan sosial Yayasan Sekar Mentari yang menaungi anak-anak yatim/piatu dan dari keluarga kurang mampu. Selain uang, ia juga biasa menyumbang sembako dan baju-baju bekas layak pakai yang masih amat bagus kondisinya. Donasi yang terkumpul kemudian akan diberikan pada keluarga anak-anak asuhan Yayasan Sekar Mentari. Namun khusus di bulan Ramadan, donasi pun akan diberikan pada sasaran kegiatan sosial di luar yayasan seperti acara baksos di Lapas Porong kelas I tahun lalu.

Dilla mendapati dirinya feeling impressed saat kali pertama dalam hidupnya memasuki Lapas dengan pengamanan ketat yang mengurung para pesakitan di balik jeruji besi. Sempat terbesit rasa takut berinteraksi dengan para napi Kelas I yang dijuluki sebagai kelas berat namun perasaan itu hilang ditepis oleh kesan ramah dan santun para napi. Di acara ini, Yayasan Sekar Mentari hanya bertindak sebagai fasilitator sedang pelakunya merupakan para napi itu sendiri. Mulai dari MC, qori’ bahkan shalawatan. Kecuali tausiyah, disampaikan oleh ustadz yang telah diundang yayasan.

Kegiatan sosial yang berupa acara syukuran dan bagi-bagi bingkisan ini diharapkan mampu mengurangi derita batin mereka. Dilla jadi paham derita napi-napi ini dan trenyuh acapkali mereka bertutur kerinduannya akan rumah dan keluarga. Ada yang sudah mendekam di sel selama 20 tahun, ada pula yang sekalipun tak pernah dijenguk anggota keluarganya. Selanjutnya donasi yang diberikan kepada napi pun dapat dipergunakan oleh keluarganya.

Dilla bersama keluarganya :)
Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu pula gadis bernama lengkap Nofi Nurul Fadilla ini yang mewarisi kelapangan hati kedua orang tuanya, yang juga kerap aktif dalam kegiatan sosial sekaligus berbau keagamaan. Bersama keluarga, ia pun mengikuti agenda tahunan masjid Ussisa ‘Alattaqwa yang berjuluk “Sirrul fil ‘Ardh” atau yang dalam bahasa Arab artinya “Perjalanan di Muka Bumi”. Sebuah program bakti sosial yang menjangkau daerah terpencil yang secara teknis belum terjamah teknologi serta pastinya minim kegiatan keagamaan. Nantinya aktivis kegiatan akan berdakwah dengan membentuk majelis dan menarik massa melalui kegiatan bakti sosial tersebut.

Ketika ditanya alasan keikutsertaannya di berbagai kegiatan sosial, ia mengaku semua ini berkat didikan orangtuanya yang mengakar kuat. Pasangan Winarno-Alfi Handayani senantiasa mengajarkan betapa pentingnya keutamaan berbagi, utamanya bagi umat muslim pada tiga permata keluarganya. Biasanya selepas salat subuh saat anggota keluarga lengkap berlima yang terdiri atas dirinya, ayah, ibu, si sulung perempuan dan bungsu laki-lakinya yakni Mbak Dani dan Farchan. Selain membantu muraja’ah (hafalan Qur’an) si bungsu, sang ayah tak luput memberikan petuah-petuah berharga. Salah satunya yang amat membekas di benak Dilla adalah “Islam itu sangat dianjurkan untuk menjadi kaya karena miskin itu sangat dekat dengan kekufuran.”

Karena dengan menjadi kaya kita bisa membantu sesama yang timpang ekonominya. Namun idealnya bersedekah pun tak perlu menunggu kaya terlebih dahulu. Toh bersedekah tak akan membuat kita miskin, malah sebaliknya makin kaya.

Dilla meresapi betul petuah ini, terlebih saat ia mendapati kenyataan dengan mata kepala sendiri di bantaran Kali Jagir Wonokromo, Surabaya (sasaran kegiatan berbaginya tahun ini) bagaimana sebuah kepercayaan harus ditukar dengan sembako, sandang, pangan atau apapun untuk mencukupi kebutuhan duniawi mereka. Ia sungguh prihatin sekaligus malu, bagaimana bisa kaumnya disejahterakan oleh orang-orang yang bermaksud membeli agamanya sedang umat muslim sendiri pun tak sedikit yang hidup berkecukupan. Harusnya umat muslim pun mampu menjaga mereka dari kekufuran tersebut dengan kegiatan berbagi pada saudara seiman yang membutuhkan.

Namun mengapa untuk bersedekah bagi sebagian orang sulit sekali? Menurut Dilla, karena pada dasarnya manusia itu bersifat perhitungan. Sedang Allah sendiri tidak pernah perhitungan pada hamba-Nya dan mampukah kita menghitung segala keseluruhan nikmat-Nya? Padahal Allah telah menjanjikan balasan 10 kali lipat namun manusia sulit untuk percaya.

Selfie usai mewawancarai Dilla :D
Saran Dilla, dalam bersedekah jangan perhitungan. Jangan dipikir mengenai nilai ekonomi dari nominal yang diberikan, semisal kita bersedekah 10ribu dan berpikir alangkah enaknya dengan uang segitu kita bisa beli burger KFC. Jangan! Tepis jauh-jauh pikiran itu dan jangan menunggu-nunggu balasannya. Percayalah bahwa Allah tak pernah ingkar janji dan rezeki datangnya bisa dari jalan yang tidak kita sangka. Ia sendiri mendapat bukti baru-baru ini.

Saat itu jatah uang bulanan yang akan didapat masih beberapa hari lagi namun di tangannya hanya tersisa uang selembar 50ribu. Dilla bermaksud untuk mengisi tangki bensinnya namun ia juga berpikir bagaimana dengan hari-hari selanjutnya? Ia tak mungkin berjalan kaki menuju kampus sejauh itu pada bulan puasa dan uangnya juga tak bakal cukup untuk menghidupinya sampai jatah bulanannya tiba. Tiba-tiba tanpa sengaja ia menemukan pecahan uang seratus ribu secara terpisah di saku celana dan saku jaketnya. Subhanallah… ia sendiri bahkan tak menduga pernah menyimpan uang di tempat itu.

Jadi, tunggu apalagi? Mari bersedekah dan berbagi pada sesama. Ikhlas itu memang sulit, tapi kita harus memaksakan diri. Yang penting sedekah dulu, soal ikhlas belakangan. Lebih baik dapat pahala dari banyaknya sedekah yang kita keluarkan dibanding dari sedikitnya keikhlasan yang kita punya. Seperti halnya salat. Kalau menunggu khusyu’, kapan salatnya? Kalau menunggu ikhlas, kapan sedekahnya? (˘ÊƒÆª˘)

885 kata
nb: aku gak dapet dokumentasi kegiatan sosialnya karena Dilla dan keluarga gak pernah kepikiran buat menyimpan dokumentasi pribadi. ^^

Bersama Kita Sebarkan Kebaikan dengan #SemangatBerbagi. Ikuti acara puncak Smarfren #SemangatBerbagi tanggal 19 Juli 2014 di Cilandak Town Square Jakarta.

12 comments

  1. Wah... gilak... keren banget... jadi malu sendiri kalau kalah dalam hal kebaikan seperti ini...
    bener2 anak muda yg luar biasa.. salut :)

    tapi bener loh.. kalau kita sering berbagi, entah kenapa kita nggak akan pernah merasa hidup kekurangan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah, yang jadi halangan terbesar itu entah kenapa kita selalu merasa kekurangan untuk mulai berbagi. :3

      Delete
  2. Anak muda yang hebat. Salut untuk Dilla. Titip salam untuknya, ya Mak Hilda. Salam kenal juga untuk mak. Ini kunjungan pertama saya. :)
    Semoga sukses lombanya, tulisan bagus kok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam juga Mak Rohyati.. terimakasih atas apresiasi dan kunjungan pertamanya. Sukses selalu buat emak. :)

      Delete
  3. masih muda tapi luar biasa ya penerapan agamanya,,,,subhanallah,,,harus ditiru,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak.. saya aja yang lebih tua malah kalah :v

      Delete
  4. superr sekali ka..
    semoga suksess bagus tulisannya

    ReplyDelete
  5. Allohu Yubaarik Fiik ya Ukhtiy .... Lanjutkan Kiprahmu, sembunyikan amalmu, Jauhi Dokumentasi, biar tak bersua amal yg Basi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Romo... ini semata untuk menyebarkan semangat berbagi... Menebar inspirasi. :)

      Delete
  6. semoga selalu diberikan jalan dan perlindungan oleh allah dengan segala aktifitas kamu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih... semoga Allah melindungimu dengan rahmat-Nya sekalian :))

      Delete

Hai, terima kasih sudah berkunjung dan membaca! Tinggalkan komentar yang baik dan sopan ya. Untuk saat ini, komentar saya moderasi dulu ya. Saya suka baca komentar kalian namun mohon maaf saya tidak selalu dapat membalasnya. Untuk berinteraksi atau butuh jawaban cepat, sapa saya di Twitter @hildaikka_ saja!