Salah satu caraku untuk berdamai dengan luka pengasuhan orang tua adalah mengingat-ingat kenangan indah dan haru bersama mereka. Dulu saat usia sekolah dasar hingga remaja, hidupku hampir tidak pernah akur dengan orang tua. Terlalu banyak perasaan negatif yang menyelimutiku sehingga keburukan orang tua tampak lebih besar dibandingkan kebaikannya.
Seiring perjalanan beranjak dewasa, aku pun menyadari bahwasanya pada akhirnya orang tua hanyalah manusia biasa. Sama sepertiku alias si anak, kami sama-sama tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, orang tuaku pasti sudah mengusahakan yang terbaik dengan segala sumberdaya yang dimiliki semampu mereka.
Kenangan-kenangan indah di masa lalu membantuku untuk merasakan kembali kasih sayang mereka sebagai orang tua. Kasih sayang yang dulunya seringkali tertutupi akibat perselisihan yang kerap terjadi antar orang tua dan anak,
Beberapa kali ibuku pernah menyebutkan bahwa sewaktu balita aku sering sakit-sakitan. Setiap tahun minimal 1 kali aku menjalani rawat inap. Tidak banyak memori yang terekam di ingatanku saat itu. Yang berhasil kuingat hanya sewaktu TK A aku sempat rawat inap karena tipes dan sewaktu TK B aku rawat inap karena terserang DBD. Sewaktu sakit DBD ini, rupanya kondisiku cukup gawat karena perutku sampai membuncit.
Di usia sekarang, aku semakin memahami posisi orang tua. Tentu enggak mudah mengasuh anak yang sakit-sakitan. Capek fisik dan mental. Belum biaya yang dikeluarkan untuk bolak-balik berobat. Kalo dipikir kembali, aku merasa sedih mengetahui fakta bahwa aku banyak menyulitkan orang tuaku sejak kecil ya huhu.
Terlebih ibuku, orang yang paling capek ketika aku sakit. Aku masih ingat jelas saat hendak berangkat ke TK, tiba-tiba aku muntah cairan akibat susu coklat yang kuminum. Cairan muntahku membanjiri ruang tamu kontrakan. Walhasil ibuku yang mengepelnya sendirian.
Pernah juga aku tiba-tiba demam sepulangnya dari bermain pada sore hari. Ibuku mengompres dahiku dengan air dingin, menunggu di samping dipan sampai ketiduran. :’)
Nggak cuma kenangan penuh haru, aku juga ada kenangan lucu. Atau konyol sih lebih tepatnya.
Saat usia 4-5 tahun gitu aku suka berkhayal sebelum tidur. Berkhayal yang sambil merem sampe ketiduran gitu loh. Nah, waktu itu aku sering membayangkan kalau suatu saat aku mau kabur dari rumah. Maklum, usia segitu udah sering dimarahin ortu gara-gara kenakalan yang kulakukan.
Suatu ketika aku berkhayalnya terlalu menghayati sampe nangis terisak-isak, eh ketahuan oleh ibuku. Ditanya kenapa nangis, lalu aku bingung jawabnya dong. Aku bilang aja kalo aku kangen ayah LOL. Akhirnya malem-malem ibu membawaku ke telepon koin yang ada di seberang jalan raya. Inget banget aku digendong ibuku dan jalan raya suasananya mulai sepi. Ibuku pun menelepon ayah untukku dan aku enggak ingat bagaimana detail selanjutnya.
Duh, geblek banget kalo diinget. Asli gemes sama diriku di masa lalu, pengen nyubit! Wkwkwk.
Kalian sendiri, adakah kenangan manis yang bikin ingat akan kasih sayang kedua orang tua?
Much love,
Hilda Ikka
Bener banget, sering kali timbul perasaan kesal sama orang tua karena beberapa hal, tapi pada akhirnya tempat pulang ya mereka. Apalagi mereka punya jasa besar dalam hidup kita, pastinya lebih baik untuk meredam emosi dengan mengingat kembali kasih sayang orang tua. Terima kasih sharingnya!
ReplyDelete